Bahwa jarak bahagia itu adalah menerima,
Menerima kenyataan bahwa dia yang sekian masa bertahta dikepala hanya sebatas imajinasi dan ambisi di usia remaja belia,
Dan menerima ia sebagai penyempurna di usia dewasa adalah sebaik baik yang dipilihkan Sang Maha Penulis Skenario Terbaik.
Karena sejatinya dia atau ia sama sama milikNya,hanya saja berada pada raga berbeda.
Jika kamu bisa mencintai dia sedemikian rupa, bukan mustahil kamu juga bisa mencintai ia sebagaimana mestinya.
Kata mereka sih begitu.
Lalu aku harus bagaimana?
Begini fa, (bisik seorang sohib kenamaan yg setia menemani perjalanan panjang nan liku)
هُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Bisa jadi dia yang kamu cintai tak baik bagimu,
Bisa jadi ia yang kamu tak suka yang teramat baik bagimu.
😌😌😌😌😌😌😌😌😌😌😌😌
*dia dan ia bisa di substitusi ke banyak hal yaaa pemirsaaaa,,,,,
Memilih pasangan,pekerjaan, dll.
Jgn terkotak pada pasangan trus, wlw emang iya itu sih ya 😒😒😒😒
Tidak ada komentar:
Posting Komentar