Senin, Desember 15, 2014

Tanpa Judul 2

segurat kerut di kening kala serius begitu terpatri di wajahku masih serupa,
tak berbeda dengan beberapa tahun silam,
saat kita dengan tangan menggenggam duduk di bangku ini,
menatap birunya langit khatulistiwa yang melukiskan hari esok benderang kita kala itu,
berbincang membara berkilatan keyakinan pasti pada apa yang kita sebut hari esok,

dan kuasa langit membawa jejak langkahmu pergi menjelajah tanah yang tak kunjung kutapaki,
tanah impian kita melebihi mimpi mustahil sastrawan melayu ngetop kala itu, om hirata  :D


kita tlah memilih jalan kita masing-masing
terpaut usia,
terpaut juga langkah besar kita,
jalanku terhalang,
peluh tak terbayang,
menerjang,
membatasi jarak kita,

kutahu sebentar lagi pelangi ku kan pulang,
entah serupa entah tergerus langit tanah impian,
satu yang terjadi,
mungil tlah berganti,
tlah banyak mengerti api menyakitkan kehidupan,
:)
dengan berdarah yang tak jua mengering,
dengan tersayat yang tak jua mau pulih,


pelangiku kan datang,
dengan sejuta tawa yang aku lupa bagaimana cara,




#Pontianak, 15 Desember 2014

Tidak ada komentar: