Bukankah kita
telah melewati dimensi waktu berbeda sepanjang perjalanan langkah ketika hati kita
saling menggenggam?
Bukankah kita
telah menyadari goda sesat yang sempat menyapa dan menggores luka itu hanya
setan-setan berwujud manusia yang memaksa anggun padahal busuk?
Bukankah kita
telah berhasil lepas dari jaring-jaring pengkhianat yang menyusup dalam ikatan
kisah kita?
Lantas buat
apa lagi hati menyesak kala mengingat godam yang meleburkan segala kesetiaan kisah pertama dan utama kita, kesetiaan yang terenggut karena tergelincirnya
kesetiaan sesaat , untuk sedikit melirik pada casing tak bernurani.
Tak perlulah
ragu berkabung takut menyelimuti perasaan yang sudah sedemikian rupa kita tata.
Karena entah itu
benar manusia atau hanya berwujud manusia, yang sedemikian tak ber nurani
menyusup, menggorogoti , menusuk, merusak, dan lupa darimana bisa bersama dalam satu wadah.
Maafkanlah
si casing tak bernurani, agar kita tak terjangkiti
virus tak bernurani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar