kamu
satu hati yang tak henti menyapa
dulu
iya dulu
terekam kembali ucapmu
tetap menunggu tak terbatas waktu
tak berhenti rindu meski tak kan berujung
katamu
dulu
ah
kamu
yang slalu ada untukku
dulu
berapa lama kamu bertahan
satu tahun
dua tahun
ya
lima tahun
lima tahun saja
setelah itu pergi
kulepas dengan kening berkernyit
legakah aku saat tak ada lagi yang slalu mengikuti
ah
kamu
iya kamu
kamu yang slalu bilang
berhentilah
kemudian terimalah
ah tidak
aku terus melangkah pergi
belum saat nya ucapku
kata kapan darimu
slalu ku jawab aku pun tak tau
yang kutau jalanku masih panjang
tak mau kuberhenti karena itu
aku masih mau melangkah
ah kamu
tiba-tiba datang kembali
setelah setahun pergi
dan kembali dengan hati yang tak sama lagi
ah kamu
hatimu telah terbolak balik
dan aku tertawa
lima tahun saja kamu mampu menunggu
dan aku terdiam saat kalimat dingin itu menggema
"biar kamu tahu, akhirnya kamu sendiri pun tak mampu melangkah lagi"
kemudian aku pun meraung
malu
bagaimana kamu tahu
setahun aku membisu
kukira kamu tak tahu
ah kamu
kembali mempertanyakan langkah kaki ku yang dulu pasti
dan menertawai langkah kaki ku yang tak terjadi
setidaknya aku tahu
kamu tak sungguh seperti katamu dulu
tak mungin orang yang mencinta kan tega melihat yg dicintainya tersungkur pilu
"biar kamu tahu, akhirnya kamu sendiri pun tak mampu melangkah lagi"
ulangmu lagi
ah kamu
bersembunyi dalam kata padahal memang sudah tak mencinta
"biar kamu tahu, akhirnya kamu sendiri pun tak mampu melangkah lagi"
sekali lagi kau ulangi
dan aku memilih menjauh
jika memang aku harus berhenti melangkah
itu bukan denganmu
ah kamu
biar kamu tahu
aku tahu kamu tak sungguh-sungguh
dan karena rasa itu terhunjam begitu saja
keliru kah aku
yang memilih langkah yang sejak dulu slalu ku bantah
bagaimana 1000 hari ku jalani padahal masih ada sejuta langkah yg ingin kubawa pergi
meraih mimpi
ah
kamu
salah menilai jika aku tak lagi kan melangkah
ini bukan tak terjadi
hanya memang terhenti
satu takdir yang tak dapat kuingkari
sudahlah
1000 hari pilihanku itu urusanku
Biar Tuhanku yang meng eksekusi
jangan lagi kau perkarakan pilihan ku dg kesungguhan kataku zaman dulu
jika dulu ku slalu berujar belum saatnya
bukan berarti kini ku pungkiri saat kupilih langkah meyongsong seribu hari
ini bukan pengkhianatn kata dan komitmen diri
ini lah penyempurnaan komitmen diri
meski harus tertangguh seribu hari
Semoga Allah meridhoi
semoga langkah kaki ini tak keliru
amin Ya Rabbi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar