Tuhan
sang pemilik ragaku sepenuhnya
tak tergugat
tak ada yg kan menggugat fakta ini
Tuhan
sang pengendali jiwaku seutuhnya
percaya
teramat yakin tak terbantahkan
pada siapa lagi akan kukisahkan duri berkarat yang menyayat
entah bagaimana lagi kata yang kan ku tata saat semua bersyarat
bajuku memang lupa
menyelimuti, membungkus, menutup
hingga tak ingat lagi pada kesetiaan pada diri
kuingkari janji suci ku yang tlah kubisikkan dalam setiap memoriku
dulu kala belasan masih tersemat
iya dulu saat ku kira waktu kan slalu ramah menyapaku
dulu saat kuduga waktu sahabat karib yang seia sekata padaku
aku salah menaruh posisi sang waktu
tiap detiknya harusnya ku beri tanda hati-hati
karena sungguh melukai
ah percuma saja
baru kusadari setelah luka-luka kering itu terakumulasi dan menyatu padu membunuhku
Tuhan
Engkau yang tahu diriku seutuh nya
mereka secuil pun tidak
Tuhan
Aku ingin pulang
tapi aku takut Engkau tak mau menatapku
aku takut murkamu menyambutku
Tuhan
maaf diriku yang hina kembali mengeluh
tapi aku takut
Aku ingin pelukMu,
aku lelah dg semua palsu dan semu ini
Aku lelah sendiri Tuhan
Sungguh Aku ingin pulang
tapi bagaimana aku pulang
bekalku teramat jauh dari kata cukup
pun kunci rumah belum kupunya
Tuhan bagaimana
Aku ingin Engkau
Aku ingin kembali padamu saja
dan seketika aku paham
tentu aku kan terusir
bagaimana mungkin sang Raja pemilik jagat raya kan menerima gembel hina menjijikkan sepertiku
yang miskin lagi tak berpunya
Tapi Tuhan
Sang Raja tak tertandingi
dalam kehinaan
dalam ketakberpunyaan
dengan semua kerendahan hati seorang hamba sahaya
nyaris tak bernyawa
Cukuplah Engkau sebagai penolong hamba, dan Engkau adalah sebaik2 penolong
Amin
Hanya Engkau Ya Rabbi
Hanya Engkau
Cukup Engkau
(fa, 26 Oktober 2012
ah
mimpi2 itu pun terhapus sudah
oktober tak benderang
suram
gelap
dan tak satupun terealisasi
merugi
celaka
ah
siapa yang tau
Cukup Engkau Ya Rabbi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar