sekian hari berganti,
jatuh bangun mencoba tetap menarik bibir ini agar melengkungkan senyum selebar yg ia mampu,
bisa,
bisa untuk sekian masa,
lalu ada sekian masa kemudian ia mengerucut lagi,
magatup menahan suara agar tak terdengar,
betapa perih lebih dari sekedar lirih,
betapa seberapa mampu ia sembunyi,
ia tergugu juga,
di suatu masa yang entah kapan,
di suatu hari yang entah kan datang entah tidak,
semoga Yang Maha berkenan membuatku membuktikan sebuah kalimat bijak
"Apa-apa yang membuatmu menangis hari ini, ketika mengingatnya lagi, engkau kan berkerut tak mengerti mengapa engkau menangis HANYA karena ini"
dan sebuah kalimat lain
"kelak engkau akan sampai pada satu titik, jangankan kembali, menoleh pun tak kan sudi"
sungguh raga dan rasa sepenuh jiwa setia menanti masa kan membawa kalimat tersebut menjadi nyata.
masa dimana aku baik-baik saja tak sekedar kata
namun sebuah realita mengalir nan harmoni dalam jiwa raga seorang fa
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar